Kamis, 06 Oktober 2016

Kehidupanku

Haii... 
Perkenalkan namaku Florencia Irena biasa di panggil Iren/ Olen oleh teman-temaku.
Disini aku mau berbagi sharing sedikit aja sih tenang kehidupanku ^_^
Aku terlahir sebagai anak tunggal yang dibesarkan dari keluarga yang cukup berada (dulu ya), Nama Mama ku adalah Sintawati dan Papaku Wiharnanto.

Aku dibesarkan dikeluarga yang kalau dibilang sangat penuh kasih sayang dan bahkan aku sangat dimanja, ya mungkin karena saya adalah anak tunggal dan mama sangat sulit untuk mendapatkan saya, beliau baru mendapatkan saya setelah 5th pernikahannya dengan berbagai cara.
Aku sempat tinggal di Perumahan Reni Jaya Pamulang, sebelum aku sempat pindah di Graha Raya Bintaro Jaya Cluster Anggrek Loka Blok B4/6 (dulu disebutnya Regency).

Disinilah cerita kehidupan saya dimulai ketika saya harus pindah ke Graha Raya ini, setelah beberapa bulan pindah Papa saya menggalami suatu penyakit yang disebabkan oleh stress akibat tekanan pekerjaan, karena Papa saya bekerja di teknik mesin pertamina, setiap hari Papa saya sulit sekali untuk tidur, dan pernah Papa menabrak saat dijalan karena kelelahan dan kurang istirahat.
Akhirnya Papa saya memutuskan untuk berhenti bekerja, dan disinilah awal mula dimana saya didik menjadi anak yang kuat dan tidak manja.

Keadaan ekonomi yang terpuruk karena Papa yang tidak bekerja dan Mama yang hanya seorang Ibu rumah tangga saat itu karena sudah tidak diizinkan oleh Papa untuk Mama bekerja sejak saya masuk rumah sakit karena keracunan susu formula, jujur Mama dan Papa saat itu sangat frustasi karena masih ada cicilan rumah yang harus dibayarkan sebesar Rp. 2000.000/blnnya dan masih tersisah 5th lagi, dan akhirnya Mama berusaha untuk berwirausaha dengan modal seadanya dari sisa-sisa tabungan yang Mama simpan.

Mama mulai membuka usaha Toko Snack Lia yang sampai saat ini masih berjualan di daerah Pasar Kelapa 2 Blok E no, 2 Gading Serpong-Tangerang, namun masih saja tidak cukup, dan pada akhirnya ke dua orang tua saya memutuskan untuk menjual rumah ini, dan Puji Tuhan orang yang membeli rumah ini tidak langsung memakainya dan keluarga saya dijinkan untuk mengontraknya selama 2 tahun. Sayapun yang tadinya bersekolah di St. Stellamaris International BSD harus dipindahkan kesekolah swasta yang cukup murah yang sesuai dengan keuangan keluarga kami di SD Budimulia Ciledug.

Saya yang melihat kedua orang tua saya ini jujur cukup sedih, namun sifat kemanjaan saya dan keraskelapa saya belum dapat saya hilangkan dengan mudah, saya terus dan terus menuntut kedua orang tua saya untuk memenuhi semua keinginan saya, saati itu usia saya 8th dan Papa akhirnya mulai bangit dari sakitnya, Papa berusaha memulai bisnis dengan temannya yaitu jual beli mobil bekas dan baru dengan sebuah nama Anugerah, disini Papa mulai bangkit walaupun seringkali mengalami kerugian dan ditipu orang tapi Papa senang melakukan pekerjaan ini, karena Papa ngerti mesin jadi suklah ya otak-atik, disini Papa sering kali menasihati ku, Papa selalu bilang maaf karena telah mendidiku dengan sangat manja dan selalu aja memenuhi apa yang ku inginkan berbeda sekali dengan Mama yang selalu bertanya ketika aku ingin membeli sesuatu selalu ditanya untuk apa dan apa kegunaannya, sampai terkadang aku kesal (namanya juga anak-anak kalau dilarang pastik ngambek hehehe, iyakan?? Jangan-jangan ada diantara kalian juga sering ngambek ya?? Hehe)

Keadaan ekonomi sudah mulai membaik setelah satu tahun berjalan tapi ya tapi tidak seperti dulu sih, Suatu hari ada seorang teman Mama dari komsel yang sering Mama ikutin datang kerumah dan menawarkan diri untuk menjadi orang tua asuhku. Mama dengan senang hati menerimanya karena memang sangat dibutuhkan tapi Papa menolak dan mengatakan saya masih mampu untuk membiayai Floren bersekolah, tapi tante ini memohon untuk tetap menjadi orang tua asuhku karena dia tergerak hatinya ketika melihat aku dan beliau bilang ini adalah panggilan Tuhan untuknya, akhirnya dengan berat hati Papa menerimanya, 

Tanggal 20 April 2001, adalah kali terakhir aku dapat memeluk, mencium dan bertemu dengan Papa, saat pulang sekolah aku bertemu Papa dan Papa memelukku dan hanya berpesan Papa mau keluar liat mobil yang akan dibeli sebentar (ini adalah pelukkan terakhir dan pesan terakhir Papa untukku), kamu jaga rumah dengan baik dan gak boleh kemana-mana sampai Mama atau Papa pulang kerumah, dan entah menggapa hari itu aku begitu nurut sama Papaku aku gak pergi main walau hanya di taman sebelah rumah. Sore hari ketika pukul 15.00 (dengan baik aku menginggat sampai detik ini) aku mendapatkan kabar kalau Papa sedang menunggu diRumah Sakit International Bintaro dengan temannya dan  aku diminta tolong untuk menelepon Mama yang sedang ada ditoko, akhirya aku menelepon Mama dan bilang sesuai dengan yang pesan dari orang yang meneleponku.

Jam berganti Jam aku dirumah hanya dengan embakku aku terus menunggu tidak ada satupun yang pulang kerumah baik Mama ataupun Papa, tepat pukul 21.00 ketika aku mau tidur Omku menjemputku dan bilang Papa dan Mama lagi nungguin kamu, akhirnya aku ikut bersama Om ku, sesampainya dirumah sakit pukul 22.00 aku langsung dipeluk oleh sepupu ku yang lebih besar dan aku bertanya ada apa? Mereka hanya menjawab tidak ada apa-apa kami hanya ingin memeluk adik sepupu kami saja, dan tanpa sadar aku menoleh ke Mama yang datang menghampirku untuk memelukku dengan baju yang dipenuhi darah, saat itu aku hanya bisa terdiam dan memandangin Mama, dan akhirnya Mama memelukku dan bilang bahwa Aku harus berdoa untuk Papa, karena Papa sedang melakukan operasi tempurung otak yang pecah akibat tabrakkan mobil saat ingin melakukan transaksi pembelian. Akhirnya operasi selesai tepat pukul 01.00 pagi, dan keluarga kami dipanggil oleh pihak dokter karena hanya ada dua kemungkinan untuk Papa, pertama Papa akan sembuh namun menggalami cacat seumur hidup, atau Ia akan  meninggal karena banyak sekali menggalami pendarahan.

Tapat pukul 01.30 Papa yang aku sangat sayang dipanggil Tuhan, disini jujur aku sangat hancur, aku jujur gak bisa mengampuni orang yang telah menabrak Papaku.

Hari berganti hari, tahunpun telah berganti ketika itu aku harus pindah rumah karena kontrakkan rumahku telah habis, akhirnya kami pindah di Blok A7 no. 32 masih di cluster yang sama, namun kehidupanku telah berubah , kehidupanku yang tanpa Papa yang membuatku menangis dan merasakan iri setiap kali teman-temanku dijemput dan bisa pergi berlibur dengan Papanya, dan disaat itu aku bilang ke Mamaku kalau aku tidak bisa mengampuni orang yang telah membuat Papaku gak ada, tapi ucapan Mama meluluhkan hatiku dan membuatku malu, Mama berkat buat apa kamu marah buat apa kamu dendam Papa gak akan balik lagi, Mama udah maafin mereka kok, jadi kamu harus mau mengampuni kaya Tuhan Yesus yang mau mengampuni orang yang bersalah kepadamu. Jujur diusiaku yang menninjak usia 12th (setelah 3th Papa meninggal) aku masih belum bisa menerima dengan semua perkataan itu, namun Tuhan mengujiku ketika orang yang menabrak Papaku datang kerumah dan meminta maaf, aku berhasil untuk menggampuni aku dan Mama tidak mau menuntut apa-aa dari mereka.

Nah akhirnya sekarang usiaku sudah 25th, jujur kalau dibilang masih iri iya ketika aku melihat teman-temanku yang masih memilik keluarga yang utuh dan masih bisa merasakan kasih sayang Papanya, karena aku sangat merindukan Papaku, Papa yang selalu ada untukku yang selalu ada saat aku ingin bermanja dengannya. Love You Papa.

Btw sekarang aku udah tidak tinggal di Graharaya lagi, tapi diCimone karena kontrakkanku habis hehehe.
Tapi Tuhan Yesus udah kasih aku rumah baru di Cimone Permai 2 untuk aku dan Mamaku tanpa harus mengontrak tapi dapat membelinya, Terima Kasih Tuhan Yesus buat semuanya buat Mama yang sekarang selalu ada disisku dan untuk Mu yang selalu ada memberikan pelukkan hangatmu seperti Papaku.

Demikian sharing dari saya semoga kalian tidak bosan ya atau menyesal membaca sharing saya ^_^. Jbu

x: Olen